Kamis, 21 Februari 2013

Posted by Unknown
No comments | 01.55


Gaji Gubernur Diusulkan Naik, Jokowi Merasa Sudah CukupKOMPAS.com/Indra AkuntonoGubernur DKI Jakarta Joko Widodo bersama Kepala Camat Pondok Labu Said Ali (kiri) saat meninjau Kali Krukut, di Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis (21/2/2013).
JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo enggan mengomentari kemungkinan adanya kenaikan gaji di kalangan kepala daerah. Ia enggan memikirkan hal itu dan merasa gajinya sudah lebih dari cukup.
"Wah, enggak tahulah. Enggak tahu, itu urusannya pemerintah pusat. Enggak ngerti saya," kata Jokowi di Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis (21/2/2013).
Saat ditanya pendapatnya mengenai kenaikan gaji untuk mencegah terjadinya korupsi, mantan Wali Kota Surakarta ini mengaku tak memahaminya. Ia menolak memberi komentar karena merasa gajinya saat ini telah lebih dari cukup. Jokowi menegaskan bahwa saat ini ia lebih memilih untuk fokus bekerja.
"Apa hubungannya (naik gaji mencegah korupsi)? Tanyalah ke pemerintah pusat. Kalau saya enggakmikirin, kalau (gaji) saya ya lebih dari cukup. Saya juga makan enggak bisa gemuk," ujarnya dengan nada bercanda.
Saat membuka Rapat Kerja Nasional Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) dan Perhimpunan Penyuluhan Pertanian Indonesia (Perhiptani) di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (20/2/2013), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menilai sudah saatnya gaji kepala daerah, baik gubernur, bupati, maupun wali kota, dinaikkan. Presiden mengatakan, sudah delapan tahun gaji kepala daerah tidak mengalami kenaikan.
"Karena dalam jangkauan APBN kita, maka segera diimplementasikan. Saya kira apa yang sudah disiapkan dengan baik sudah saatnya diimplementasikan untuk keadilan. Yang tidak adil kalau pemimpin minta naik gaji duluan, gaji (pegawai) bawah-bawah tidak dipikirkan. Bukan hanya tidak adil, tapi salah besar," kata Presiden.
"Tetapi ketika semua (pegawai sudah) dipikirkan, tidak keliru kalau bupati, wali kota, gubernur mulai dipikirkan karena sudah memenuhi kewajiban dan tugas moralnya. Mudah-mudahan dalam waktu tidak terlalu lama bisa diimplementasikan," ujarnya.
Berita terkait dapat dilihat dalam topik "Gebrakan Jokowi".
Editor :
Laksono Hari W

Senin, 07 Mei 2012

Posted by Unknown
No comments | 18.19

shutterstockIlustrasi
NEW YORK, KOMPAS.com — Harga minyak mentah jatuh ke posisi terendah dalam tiga bulan seiring dengan melemahnya euro terhadap dollar AS menyusul pemilihan umum Eropa yang dikhawatirkan akan mengganggu upaya penghematan anggaran.
Harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengantaran Juni merosot 55 sen atau 0,6 persen menjadi 97,94 dollar AS per barrel di Nymex, Senin (7/5/2012) waktu New York. Adapun minyak Brent untuk penetapan Juni turun tipis 2 sen menjadi 113,16 dollar AS per barrel di ICE Futures Europe exchange, London.
Euro melemah 1 persen terhadap dollar AS, yang merupakan level terendah sejak Januari. Euro sebelumnya  sempat turun 0,2 persen menjadi 1,306 dollar AS pada Senin pukul 15.48 waktu setempat.
Melemahnya euro terhadap mata uang AS memberikan sentimen negatif bagi minyak mentah sebagai sebuah investasi. Euro melemah menyusul terpilihnya Francois Hollande sebagai Presiden Perancis dan para pemilih di Yunani beralih ke partai anti-dana talangan. Francois menjadi orang sosialis pertama dalam 17 tahun terakhir yang akan memimpin perekonomian terbesar kedua di Eropa ini.
"Pemilihan umum telah memberikan sentimen negatif terhadap euro dan menguatnya dollar AS memberikan tekanan ke bawah pada minyak," tutur Kepala Penelitian Pasar Minyak Societe Generale SA, Mike Wittner, di New York, Senin waktu setempat.
Mike menyebutkan, hasil pemilu Perancis telah memberikan kondisi yang buruk bagi pasar minyak sekarang ini. Namun, kata dia, bisa saja pemimpin yang baru dari hasil pemilu akan melakukan langkah-langkah menuju pertumbuhan. Dengan begitu, harga minyak bisa kembali terangkat dalam waktu yang akan datang.

Blogger templates

Blogger news

About

Blogroll

Blogroll

AYO BELAJAR SABLON GRATIS DISINI BERSAMA INTAN ARI NUGROHO